www.jejakkasusindonesia.id
Mempawah – Potensi wisata bahari di Kabupaten Mempawah semakin mendapat perhatian. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang digagas dosen Universitas Tanjungpura dengan sokongan pendanaan dari DPPM Risbang Kemdikti-Saintek, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jejak Nusa kini diperkuat kapasitasnya untuk mengelola ekowisata berkelanjutan di Desa Semudun. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus menjaga kelestarian laut. Berbagai kegiatan mulai dari pelatihan, penyediaan fasilitas, hingga pendampingan intensif dilakukan untuk memastikan kelompok ini mampu mengelola wisata bahari secara mandiri dan profesional.
Kabupaten Mempawah memiliki sejumlah pulau dengan daya tarik wisata bahari yang memukau. Pulau Datuk dan Setinjan dikenal dengan panorama bawah laut yang kaya terumbu karang, cocok untuk snorkeling dan diving. Sementara itu, Pulau Temajo menawarkan hamparan pasir putih serta panorama matahari terbit dan terbenam yang menawan. Dengan jarak tempuh yang relatif dekat dari Pontianak, kawasan ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata andalan Kalimantan Barat. Sayangnya, keterbatasan kemampuan manajemen membuat potensi ini belum tergarap optimal.
Menjawab tantangan tersebut, Universitas Tanjungpura melalui tim dosen dan mahasiswa melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat. Sasaran utama adalah memperkuat kapasitas kelembagaan Pokdarwis Jejak Nusa agar mampu mengelola wisata bahari berbasis ekowisata berkelanjutan. Fokus program mencakup manajemen organisasi, pengelolaan sumber daya manusia, strategi pemasaran digital, hingga penyediaan sarana snorkeling dan dokumentasi bawah laut.
“Selama ini aktivitas kelompok lebih banyak mengandalkan fasilitas pribadi. Dengan pendampingan ini, Pokdarwis diharapkan mampu berdiri mandiri dan profesional,” ujar Jumardi Budiman, Ketua Tim PKM. Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan menjadi kunci agar program tidak berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga.
Pelaksanaan PKM disusun dalam lima tahap utama, yaitu sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta perencanaan keberlanjutan. Setiap tahap dirancang partisipatif dengan melibatkan Pokdarwis sebagai subjek utama kegiatan.
Gambar 1. Praktik penggunaan alat bagi calon pemandu wisata Pokdarwis Jejak Nusa
Dampak positif program PKM mulai dirasakan langsung oleh Pokdarwis dan masyarakat Desa Semudun. Dari sisi manajemen, kelompok kini memiliki program kerja yang jelas, pembagian tugas yang terstruktur, dan laporan keuangan yang akuntabel. “Kami jadi lebih percaya diri menawarkan paket wisata karena fasilitasnya sudah lengkap dan standar keamanan terpenuhi,” ujar Gary, salah seorang pengurus Pokdarwis.
Secara ekonomi, program ini membuka peluang usaha baru. Pemilik kapal mendapat tambahan penghasilan dari jasa transportasi wisata, penyedia katering lokal mendapat pesanan paket makanan, sementara masyarakat mulai menjual suvenir khas. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan, potensi pendapatan masyarakat ikut bertambah.
Dari sisi sosial, kegiatan ini menumbuhkan solidaritas warga. Anggota Pokdarwis tidak hanya berperan sebagai pemandu, tetapi juga edukator yang memberi penjelasan kepada wisatawan tentang pentingnya pelestarian terumbu karang.
Tim PKM bersama Pokdarwis berkomitmen mencari solusi. Dukungan dana desa, kemitraan dengan sektor swasta, hingga kolaborasi dengan dinas pariwisata menjadi opsi untuk memperkuat kemandirian kelompok. “Kami sadar, perjalanan ini masih panjang. Tapi dengan kebersamaan, semua tantangan bisa diatasi,” ungkap Fery selaku Ketua Pokdarwis Jejak Nusa.
Program PKM yang dilaksanakan di Desa Semudun, Kabupaten Mempawah, telah membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui ekowisata dapat memberi dampak nyata. Dengan dukungan perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, ekowisata bahari bukan hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga sarana menjaga warisan alam. Semangat Pokdarwis Jejak Nusa menjadi bukti bahwa ketika masyarakat diberi kesempatan, mereka mampu menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan.
“Bukan hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian laut. Inilah bentuk nyata ekowisata berkelanjutan yang melibatkan masyarakat sebagai aktor utama,” pungkas Jumardi Budiman.
(Nuryo Sutomo)
Social Header